Kamis, 18 Juli 2019

Km Sinar Bangkit Ditemukan


 Kepala Basarnas Marsekal Madya Tentara Nasional Indonesia M Syaugi membenarkan pihaknya m Km Sinar Bangkit Ditemukan







KM Sinar Bangun Ditemukan. Kepala Basarnas Marsekal Madya Tentara Nasional Indonesia M Syaugi membenarkan pihaknya menemukan indikasi obyek yang diyakini potongan dari Kapal Motor Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba beberapa waktu lalu. Obyek itu ditemukan di kedalaman 450 meter. "Betul, kami menemukan indikasi adanya obyek di dasar danau di kedalaman 450 meter itu," kata Syaugi kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018). Selain itu, Syaugi juga mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah motor, tali-tali, jasad-jasad korban, sampai kursi-kursi kapal. Ia berterima kasih atas dukungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang mempunyai remotely operated vehicle (ROV) yang bisa bergerak sampai kedalaman 1.000 meter.


"Kemarin siang Allah beri petunjuk, kami bisa melihat suspect-suspect itu. Memang kita belum melihat goresan pena Sinar Bangun itu. Tetapi, indikasi itu sangat menuju ke situ ( KM Sinar Bangun)," kata dia. "Kan, dari kemarin aku tampilkan beberapa foto yang tidak terlalu vulgar ya, aku bekerjsama banyak gambar-gambar itu. Cuma itu, kan, untuk mengurangi beban psikologi keluarga, jadi tidak ditampilkan," sambungnya. Pada hari ini, Basarnas dan pihak-pihak terkait akan menelusuri sisi lain di sekitar lokasi inovasi tersebut. Namun, Syaugi menegaskan, proses pencarian pascapenemuan obyek dan jasad korban ini tak mudah. Sebab, kondisi arus air di dalam danau begitu deras. Kontur danau juga tidak merata ibarat danau pada umumnya. Selain itu, jarak pandang di kedalaman ibarat itu sangat terbatas.

"Alat ini bukan berarti melihat dengan terang semua area, jarak pandangnya gelap, hanya bisa melihat dengan dukungan lampu alat ini (jarak pandang) 1-2 meter saja," ujar dia. Di sisi lain, Syaugi juga meyakini jasad-jasad korban tidak berada dalam satu titik, melainkan tersebar di sekitar koordinat lokasi penemuan. "Sementara, kan, orang (jasad-jasad korban) bukan berarti ngumpul semua di satu sisi. Berarti butuh waktu, 'oh ini ketemu ini kita data, terus kita cari lagi ke sisi lain, oh ketemu kita data'," katanya. Syaugi menegaskan, Basarnas dan pihak terkait lainnya akan terus melaksanakan pencarian sampai tuntas. Sebab, hal itu merupakan janji serta kehadiran negara. "Pemerintah serius dan hadir jadi mulai insiden dari Senin (18/6/2018) itu kami hadir. Kedua, all out mengerjakan itu. Dengan segala daya upaya. Ketiga, kami bekerja dengan hati," ujarnya.


KM Sinar Bangun Ditemukan

Mengapa Korban KM Sinar Bangun Tenggelam di Kedalaman 450 Meter?Remotely operated vehicle (ROV) atau robot di bawah air berhasil menangkap gambar jasad korban dan sepeda motor terkait kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara. Korban kapal tersebut ditemukan di kedalaman 450 meter Danau Toba.


"Ini salah satu korban insan di kedalaman 450 meter," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Tentara Nasional Indonesia Muhammad Syaugi dalam jumpa pers di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018). Setelah titik karam ditemukan, tim sekarang mencari cara untuk mengangkat kapal beserta jasad para korban dari kedalaman tersebut. Dasar Danau Toba ini bahkan lebih dalam dari Selat Malaka yang sekitar 200 meter.


Mengapa Danau Toba sangat dalam?


Pakar geologi UGM Rovicky Dwi Putrohari ketika berbincang dengan detikcom memaparkan perihal proses terjadinya Danau Toba. Berbeda dengan legenda yang dituturkan turun temurun, Danau Toba bukanlah terbentuk dari 'kutukan'.


"Danau Toba terbentuk dari letusan Gunung Toba yang pertama kali pada 700.000 tahun lalu. Gunung Toba kemudian beberapa kali meletus dan yang terakhir ialah sekitar 73.000 tahun lalu," ujar Rovicky.

Pasca-letusan Gunung Toba kemudian terbentuk kaldera atau lubang kawah. Lama kelamaan kaldera yang terbentuk menjadi luas.


"Danau Toba itu dulunya ibarat lubang kawah saja, sisa lubang kawah yang jadinya terisi air," kata Rovicky.
Letusan Gunung Toba disebut sangat dahsyat kala itu. Saat Gunung Toba meletus, belum ada insan modern.

Oleh alasannya Danau Toba merupakan kaldera dari hasil letusan gunung, maka cekungannya jadi sangat dalam. Gunung Toba sekarang sudah tak lagi aktif.

Mengapa jasad korban karam dan tak terangkat ke permukaan?

Ada anomali gravitasi di Danau Toba. Namun berdasarkan Rovicky, bukan itu penyebab jasad para korban tak terangkat ke permukaan.

"Biasanya begini, ketika korban itu meninggal itu awalnya sekian jam akan tenggelam. Kalau untuk di danau atau air dangkal kira-kira 10 meter itu bisa ngambang lagi, ini alasannya dalamnya 400 meter--paling tidak--jasadnya tidak keluar lagi alasannya tekanannya tinggi," tutur Rovicky.

Selain itu, Danau Toba merupakan air tawar. Berbeda dengan air bahari yang mengandung garam.



"Berat jenis air garam lebih tinggi sehingga bisa (tubuh manusia) bisa mengambang, sementara berat jenis air tawar lebih rendah," kata Rovicky.

Sumber https://websignstudios.blogspot.com


EmoticonEmoticon